Filsafat Moral

| Senin, 09 April 2012 | 0 komentar |
Menjelang akhir kuliah pekan lalu saya membiarkan anda dalam posisi yang kurang nyaman. Ingatkah anda? Anda tersendat di terowongan Lion Rock Tunnel, di dalam bus yang dikemudikan oleh seorang [sopir] yang menyatakan bahwa hal-hal “terjadi” begitu saja, tanpa disebabkan oleh sesuatu. Apa yang sebaiknya anda lakukan pada situasi semacam itu? Alih-alih menjawab pertanyaan ini secara langsung, saya ingin anda mengubah sedikit cerita itu. Mari kita bayangkan bahwa ketika anda menanyai sopir bus itu mengapa ia menghentikan bus, ia tidak mengatakan “Saya tidak …”, tetapi ia mengacungkan pistol dan meminta anda memberi dia semua uang anda dan turun dari bus, atau [kalau anda menolak permintaannya] ia akan menembak. Anda mungkin akan mematuhi permintaannya. Namun sesudah bus itu berlalu, kala anda berjalan kaki menyusuri terowongan, anda mungkin menjadi cukup kalut terhadap hal yang dilakukan oleh orang itu kepada anda. Pada faktanya, sebagian besar dari kita barangkali akan melaporkan tindakannya ke polisi sesegera mungkin, dengan menuduh dia melakukan sesuatu yang salah.

ahmad azhar basyir

| Minggu, 08 April 2012 | 0 komentar |
ahmad azhar basyir
sosok pakar di bidang filsafat hukum islam

filsafat islam
filsafat diantara ilmu pengetahuan yang dikembangkan manusia mempunyai kedudukan khusus. ilmu pengetahuan merupakan upaya manusia untuk mengungkapkan realitas, semntara filsafat mengungkapkan hakikat realitas. dari segi bahasa, filsafat berasal dari bahasa yunani "philosophia" yang berarti cinta kebijaksanaan. syaikh mustafa abdurraziq setelah meneliti pemakaian filsafat dikalangan islam, menyimpulkan bahwa kata hikamah dan hakim dalam bahasa arab dipakai dalam arti filsafat dan filsuf. hukama -ul-islam sejajar dengan falasifatul islam (hanafi 1982: 12). hikmah itu sendiri merupakan perkarayang dapat dicapai oleh manusia dengan akal beserta metode berfikirnya.

ILMU DAN CINTA KEALIMAN

| Sabtu, 10 Maret 2012 | 0 komentar |
Saya akan mengawali kuliah ini dengan memberi anda ikhtisar singkat isi buku yang saya sebut di akhir kuliah yang lalu, Jonathan Livingston Seagull, untuk kepentingan sebagian dari anda yang belum berkesempatan membacanya. Setelah itu, saya ingin mendengar jawaban dari anda yang sudah membaca cerita tersebut terhadap tiga pertanyaan
berikut ini:
1. Dalam cerita ini, kata terbang melambangkan apa?
2. Mengenai perburuan kealiman, cerita ini mengatakan apa?
3. Ke mana Jonathan pergi di Bagian Dua?

Filsafat Bahasa

| Rabu, 07 Maret 2012 | 0 komentar |
16. Filsafat Analitik: Positivisme dan Bahasa sehari-hari Dengan telah memeriksa tiga cara penerapan pembedaan logis antara “analisis” dan “sintesis”, dan dengan agak rinci telah merambah penerapannya pada Geometri Logika, tugas kita yang tersisa di Bagian Dua ini adalah mempertimbangkan bagaimana penekanan yang berlebihan pada analisis atau pun pada sintesis menjadi cara pengembangan ide-ide oleh sebagian filsuf. Pada Kuliah 1 yang lalu saya memperlihatkan perbedaan dua gerakan yang berlawanan yang mendominasi filsafat Barat selama sebagian besar dari abad kedua puluh: analisis linguistik dan eksistensialisme.
Kebanyakan versi analisis linguistik menekankan pentingnya analisis, dan kebanyakan versi eksistensialisme, sintesis, hampir mengabaikan atau bahkan secara terang-terangan menolak makna penting kecenderungan lawanannya. Sekalipun begitu, seperti yang telah kita duga, dengan adanya pertalian komplementer antara analisis dan sintesis, setiap kecenderungan tersebut saling bergantung demi melanjutkan keberadaan masing-masing, karena merupakan kutub-kutub yang komplementer pada sebuah gerakan. Oleh sebab itu, mestinya tidaklah sampai mengejutkan [tatkala] kita dapati bahwa, menjelang akhir abad itu, kedua kecenderungan tersebut mulai sama-sama gugur, dan diganti secara bertahap oleh cara pikir lain, yakni, yang terpenting, filsafat hermeneutik. Menariknya, tiga pendekatan utama terhadap filsafat itu semuanya menekankan tema umum: sentralitas bahasa pada pencarian filosofis. Jadi, pada pekan ini kita akan mencurahkan sebuah kuliah bagi masing-masing.Pada jam kuliah ini kita hendak membahas anasirutama gerakan filosofis yang mendominasi filsafat yang berbahasa-tutur Inggris sepanjang abad yang lalu, yang dikenal sebagai “analisis linguistik”. Jalan filosofis ini juga disebut dengan nama-nama seperti “filsafat analitik”, “filsafat linguistik”, atau “filsafat bahasa”, bergantung pada preferensi filsuf yang bersangkutan. Namun pada

Kebahagiaan Ada Dalam Rasa Puas

| Rabu, 22 Februari 2012 | 0 komentar |

eramuslim - Saya pergi ke Ma’had Riyaadhil ‘Ilmi untuk belajar, dan meninggalkan keluarga saya di wilayah selatan. Selama belajar itu saya tinggal bersama paman-paman saya dalam keadaan yang serba susah, studi yang melelahkan, transportasi yang sulit, dan urusan rumah tangga yang rumit.

About Me

Foto Saya
Oliez
saya orangnya slengean cuy
Lihat profil lengkapku

Total Tayangan Halaman